Think Again - Proyek


Setelah melewati Ujian Nasional, saya kembali merencanakan beberapa proyek yang harus saya kerjakan beberapa minggu ke depan. Ada beberapa proyek yang saya kerjakan sendiri, adapula yang saya kerjakan bersama beberapa rekan sejawat saya. Usai menyusun rencana, saya berdoa semoga semua proyek-proyek yang sudah saya rencanakan ini berjalan sebagaimana mestinya.

Proyek pertama yang saya kerjakan adalah syuting bersama salah satu teman saya. Berhubung saya tidak mau menyebutkannya di sini, maka anggaplah namanya Udin.

Rencananya, proyek ini akan berjalan dalam tenggang waktu 2 hari. Hari pertama untuk latihan, dan hari kedua untuk syuting.

Hari pertama pun tiba. Saya bergegas ke rumah Udin untuk memberikan arahan plus berlatih bersama.

Sesampainya di sana saya langsung memberikan arahan pada Udin. Namun, tak lama kemudian datanglah 3 orang teman lama saya. Dan ternyata ... mereka berempat lantas bermain video game bersama. Saya hendak menegur Udin, namun berhubung kami baru saja menyelesaikan Ujian Nasional … ya … mungkin saja Udin memang sedang butuh hiburan sejenak.

Akhirnya saya memilih untuk diam dan melamun di sudut ruangan.

Saya berdiam cukup lama, hingga ketika hari sudah larut, saya meminta izin pada Udin untuk menyegerakan pulang ke rumah. Tidak lupa, saya mengingatkan Udin untuk berlatih jika ada waktu luang ….

Hari kedua pun tiba. Saya bergegas ke rumah Udin dan membawa peralatan yang lumayan banyak. Sesampainya di sana, saya lantas bertanya pada Udin, "Sudah siap?"

Udin menggeleng.

Saya menggaruk kepala saya. Bagaimana ini? Dalam catatan agenda saya, hari ini adalah hari terakhir tenggang waktu proyek. Artinya, esok hari saya sudah harus melaksanakan proyek lain. Apakah Udin bisa berlatih hingga lancar hanya dalam waktu beberapa jam saja?

Tak lama kemudian para Kru datang. Suasana mendadak kacau. Udin dan saya sibuk berlatih, para Kru yang jenuh menunggu akhirnya memilih untuk bermain video game. Tak lama, Udin mengaku lelah dan ingin beristirahat sejenak. Udin pun berhenti latihan dan ikut bermain video game bersama para Kru selama berjam-jam lamanya.

Saya hanya bisa diam sembari melamun di sudut ruangan ….

***

Mungkin Anda berpikir 2 hari itu adalah 2 hari paling sial yang pernah saya lewati. Ya, dalam 2 hari tidak ada satu pun proyek saya yang selesai. Namun, jika Anda jeli, ada sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian ini.

Saya pernah berdiskusi tentang psikologi bersama seorang dosen di salah satu universitas negeri di kota Bandung. Beliau mengatakan bahwa ada salah satu hal yang hilang dalam pola pikir orang-orang di zaman sekarang. Hal yang hilang tersebut adalah keberanian untuk berpikir terbalik.

Apa itu berpikir terbalik? Berpikir terbalik adalah keinginan seseorang untuk melawan pikirannya sendiri. Ternyata berpikir terbalik adalah hal yang sangat penting dalam pembentukan pola pikir karena kemampuan berpikir kita akan semakin kuat jika kita sering melawan informasi yang telah kita pahami dan kita percaya.


"Kemampuan berpikir kita akan semakin kuat jika kita sering melawan informasi yang telah kita percaya"


Lantas, apa hubungannya dengan kesialan yang menimpa saya?

Ketika menyusun rencana, saya tidak berani berpikir terbalik. Ya, saya hanya berpikir "Jika proyek ini berjalan sebagaimana mestinya, maka saya harus ….". Seharusnya, saya juga berpikir "Jika proyek ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka saya harus …."

Seandainya saya berpikir seperti itu, maka saya akan mampu mengantisipasi hal-hal tak terduga yang mungkin akan menghalangi kelancaran proyek saya.

Apakah berpikir terbalik begitu penting terhadap kehidupan kita? Ya, sangat penting.

Ketika harga bahan bakar bersubsidi naik, orang-orang berdemo. Mereka berdemo karena beranggapan bahwa jika harga bahan bakar naik, maka harga makanan pokok dan biaya transportasi pasti naik. Jika hal tersebut terjadi, maka rakyat menderita.

Sekarang, coba kita berpikir terbalik. Jika harga bahan bakar bersubsidi naik, maka beban negara akan berkurang. Tidak hanya itu, orang-orang juga akan cenderung untuk menggunakan sepeda ketimbang kendaraan bermotor pribadi. Beban negara berkurang, udara semakin bersih, masyarakat pun akan belajar menjadi pribadi yang hemat dan sehat.

Lihat, berpikir terbalik membuat pikiran kita menjadi lebih terbuka.

Jika semua orang berani berpikir terbalik seperti itu, saya yakin, tidak akan pernah ada lagi yang namanya demo yang disertai kekerasan, tidak akan pernah ada lagi yang namanya tawuran, dan bahkan tidak akan pernah ada lagi yang namanya public figure haters (pembenci seorang artis atau grup musik).

Lawanlah pikiran Anda sendiri. Berdiskusilah dengan orang-orang yang pemikirannya tidak sejalan dengan Anda. Karena dengan melawan pikiran sendiri, kita akan menjadi sosok yang lebih cerdas dan bijaksana.


Jadi, apakah Anda masih takut berpikir terbalik? Think Again.

Komentar